Jumat, 11 November 2011

Belido Goreng nan Lemak Nian




Ikan belida adalah ikan kebanggaan orang Palembang yang semula banyak ditangkap dari Sungai Musi. Ikannya seperti berpunuk, dagingnya penuh lemak dan paling cocok untuk membuat otak-otak, pempek, maupun krupuk ikan. Rasa dan aromanya sangat khas. Saking populernya, ikan belida di Sungai Musi sudah semakin jarang populasinya, sehingga untuk memenuhi kebutuhan wong Kito Galo, maka belida pun kini harus didatangkan dai Sumatra Barat dan Kalimantan Barat. Seekor ikan belida hidup harganya mencapai Rp 125 ribu per kilogram.

Kelangkaan ikan belida menjadikan makin sedikit rumah makan yang dapat menyediakan menu belida bagi para tamu. Bahkan, untuk jenis pempek dari ikan belida, hanya tinggal satu tempat yang dapat menyediakannya. Selebihnya harus puas dengan ikan tenggiri dan ikan-ikan jenis lain untuk diolah menjadi pempek, otak, dan krupuk.

Ketika masih berukuran kecil, ikan belida berwarna kehitaman, dan disebut ikan putak. Semakin dewasa, warna kulitnya menjadi semakin cerah. Potongan ikan belida harus dibungkus dengan daun pandan agar tidak hancur tercerai-berai ketika digoreng. Maklum, dagingnya sangat banyak mengandung lemak yang baik untuk kesehatan. Sepotong ikan belida goreng harganya bisa mencapai Rp 50 ribu., setara dengan harga seekor udang galah berukuran setengah kilo.

Salah satu rumah makan yang masih menyediakan belida goreng adalah RM Mahkota Indah (ada 2 cabang di Palembang). Ikan belida goreng hanya disajikan berdasarkan pesanan dan langsung digoreng agar masih panas ketika disajikan. Bila digoreng ulang, lemaknya akan hilang dan hancur. Jangan khawatir dengan lemak ikan yang kaya Omega 3. Yang perlu dikhawatirkan justru adalah minyak yang dipakai untuk menggoreng.

RM Mahkota Indah juga terkenal dengan pindang kepala patin. Pindang adalah masakan khas Sumatra Selatan yang sangat mirip dengan asam-pedas dari Riau. Setidaknya ada empat jenis pindang yang populer di Sumsel, yaitu: Pindang Palembang, Pindang Musi Rawas, Pindang Sekayu, dan Pindang Meranjat. Masing-masing sesuai dengan nama kampung asalnya. Dari semua jenis itu, Pindang Meranjat –lah yang paling intens bumbunya dan agak kental kuahnya. Pindang yang lain agak encer. Ada juga pindang yang dicampur dengan tempoyak (fermentasi durian) yang agak kental kuahnya.

Di RM Mahkota Indah juga dapat dipesan pindang kepala ikan belida yang lebih berlemak. Pilihan lain adalah pindang kepala ikan baung (semacam lele laut). Ketiga jenis ikan ini mengandung lemak, sehingga sangat cocok dimasak pindang.

RM Mahkota Indah menyajikan hidangannya mirip rumah-rumah makan pindang, yaitu dengan menggelar berbagai lauk dalam pinggan-pinggan kecil. Jangan lewatkan ikan seluang goreng yang gurih renyah dengan sambal rusip (fermentasi ikan-ikan kecil) atau sambal tempoyak yang sungguh menawan.

0 komentar:

Posting Komentar